Realitanews.co.id_Tangerang - Dirbinmas Polda Banten Polda Banten isi materi penyelenggaraan Kampung Wawasan Kebangsaan angkatan I bertempat di gedung Olah Raga Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang pada Senin (20/02).
Kegiatan ini dihadiri Wakil Ketua MPR Dr. Ahmad Basarah, PJ Gubernur Banten Al-Muktabar, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten (Kesbangpol) Ade Ariyanto, Danrem 052/Wijayakrama Brigjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo, Dirbinmas Polda Banten Kombes Pol Sofwan Hermanto serta peserta kegiatan.
Wakil Ketua MPR Dr. Ahmad Basarah mengatakan Indonesia mulai mengalami dekonstruksi persoalan kebangsaan. “Sebagai sebuah negara kebangsaan, Indonesia mulai mengalami dekonstruksi terhadap berbagai persoalan kebangsaan, setelah lebih dari satu abad mengenal dan menyatukan ikatan kebangsaan lewat Sumpah Pemuda tahun 1908 silam,” ucap Ahmad.
Ahmad mengatakan Fenomena kemerosotan rasa, paham, dan semangat kebangsaan dewasa ini, sesungguhnya mengindikasikan belum terealisasinya wawasan kebangsaan secara baik, sistematis dan terprogram. “Mengindikasikan belum terealisasinya wawasan kebangsaan secara baik, sistematis dan terprogram, sehingga nilai-nilai wawasan kebangsaan yang diharapkan bisa mengintegrasikan sekaligus mewadahi semua keanekaragaman serta perbedaan bangsa belum bisa teraktualisasikan sesuai dengan kultur dan struktur masyarakat Indonesia,” terang Ahmad.
“Dalam kondisi seperti ini, peran kepala desa sebagai pemimpin yang posisinya paling dekat dengan masyarakat, sangat strategis. Kepala desa sebagai pamong dituntut mampu membangun karakter kebangsaan yang kuat bagi masyarakatnya. Karena kekuatan kebangsaan negara kita sangat ditentukan kekuatan kebangsaan yang dibangun dari ribuan desa di seluruh Nusantara. Jika desa sebagai satuan pemerintahan terkecil gagal membangun karakter kebangsaannya, maka degradasi pengamalan nilai-nilai Pancasila akan terus merosot. Pada akhirnya akan mengancam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara," tambah Ahmad.
Ahmad menjelaskan untuk kepala desa harus mempunyai karakter kebangsaan yang kuat, harus menjaga nilai-nilai karakter dirinya dengan wawasan kebangsaan yang tangguh. “Kepala desa harus mempunyai karakter kebangsaan yang kuat, harus menjaga nilai-nilai karakter dirinya dengan wawasan kebangsaan yang tangguh. Jika tidak, sangat dimungkinkan dengan kewenangan yang luas tersebut, kepala desa mengabaikan pembangunan karakter kebangsaan masyarakatnya, atau bahkan membawa masyarakat pada sebuah idealisme yang melenceng dari ideologi Pancasila, dan otonomi desa yang begitu kuat, harus dijaga dengan kesadaran, setiap desa merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Ahmad.
Dalam sambutannya PJ Gubernur Banten Al-Muktabar mengatakan wawasan kebangsaan adalah cara pandang Bangsa Indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi jatidiri bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera. "Wawasan kebangsaan memiliki arti penting dalam mempertebal rasa kebangsaan serta meningkatkan semangat kebangsaan. Bagi bangsa Indonesia, wawasan kebangsaan merupakan nilai mendasar yang sudah menjadi pandangan hidup bangsa atau karakter politik bangsa," kata Al-Muktabar.
Dirbinmas Polda Banten Kombes Pol Sofwan Hermanto mengatakan terdapat 3 hal mendasar dalam Kampung Wawasan Kebangsaan. “Keberadaan suatu bangsa dalam bingkai negara pada dasarnya dilandasi oleh tiga hal mendasar yaitu kesadaran, semangat dan tekad yang kuat dalam memahami wawasan kebangsaan,” ucap Sofwan.
“Pendidikan kesadaran Bela Negara bertujuan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Bela Negara kepada setiap warga Negara, demi terwujudnya kesadaran Bela Negara yang dapat mendukung sistem pertahanan dan keamanan Negara yang bersifat semesta,” tambah Sofwan.
Sofwan menambahkan masyarakat perlu menanamkan nilai-nilai Dasar Kesadaran Bela Negara yang dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. “masyarakat perlu menanamkan nilai-nilai Dasar Kesadaran Bela Negara yang dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia antara lain Cinta tanah air, Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara, Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara,” terang Sofwan.
Terakhir Sofwan berharap kepada seluruh masyarakat untuk tetap bisa memberikan kontribusi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Terakhir berharap memiliki Wawasan Kebangsaan yang berintikan empat konsensus dasar berbangsa untuk membangun semangat kebangsaan nasionalisme, serta harus diwujudkan dalam karya nyata agar dapat menangkal ancaman narkoba, terorisme, faham radikal dan cyberwar, sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam kehidupan, Membangun persaudaraan, toleransi, kerukunan dan harmoni di bumi pertiwi ini. Pemuda/mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk terus menjadikan Indonesia yang penuh ketentraman, kedamaian, dan harapan terhadap masa depan yang cerah, meningkatkan kesadaran akan kebersatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa,” tutup Sofwan.(Red/Icha).