Realitanews.co.id, Serang - Waktu tinggal seperempat jam lagi memasuki pukul 01.00. Tiba-tiba masuk pesan via whatsApp (wa) ke telepon genggam Kapoda Banten, Irjen Pol Prof Dr Rudy Heriyanto Adi Nugroho, Kamis (13/04/2023).
Mungkin si pemilik telepon genggam kaget terbangun oleh pesan WA itu. Entah benar entah tidak dugaan saya itu. Sebab, Kapolda baru saja mengikuti peringatan Nuzul Quran di Mapolda Banten. Yang jelas respons segeranya: “Baik, biar saya yang selesaikan. Punya nomor hp-nya nggak?”
Saling balas pesan via WA tersebut bukan terkait perkara kriminal, melainkan mengenai pemberitaan tentang siswa SMK “IM” Kibin, Serang, yang tidak bisa ikut ujian lantaran belum melunasi uang sekolah.
Begitulah Irjen Pol Rudy. Ia cepat terusik oleh hal-hal yang menyangkut keterhimpitan orang-orang kecil akibat beban ekonomi. Apalagi, menyangkut bakal terhambatnya kelangsungan pendidikan seorang anak. Ini soal masa depan yang pada masa depan itu, para pendahulu telah melangkah jauh, bahkan mungkin sudah pensiun.
Di hati Jenderal Rudy, anak seorang jaksa (alm), pendidikan adalah kunci pembentukan mindset seseorang terkait perjalanan hidup untuk menggapai cita-citanya.
Rudy baru lega setelah menemukan “perburuan” semalamannya. Asep Abdul Muiz, kakak Buni Alaras (17), siswa yang terancam tak bisa ikut ujian, telah menerima transfer uang di rekeningnya, Kamis (13/04/2023).
Bagi Asep, tranfer uang yang ia terima cukup besar. Bukan soal nominalnya, sebab nilainya memang lebih dari sekadar jumlahnya. Dengan uang itu Buni, Kamis (13/4/23) sudah bisa ikut ujian, seperti teman-temannya yang lain. Meski, ada catatan, ia masih harus menjalani ujian susulan, karena ujian sudah berjalan sejak Senin (10/4/2023).
Kapolda Rudy diam saja ketika ditanya berapa jumlah yang ia bantukan demi Buni bisa ikut ujian. Sebaliknya, Asep Abdul Muis yang berterus terang.
“Terima kasih Pak Kapolda, saya sudah terima Rp4.950.000. Kami sekeluarga mendoakan semoga Pak Kapolda bersama keluarga senantiasa dikaruniai Allah SWT kesehatan dan kelancaran tugas,” Asep terharu.
Ayah Kerja Serabutan Buni Alaras anak ke-4 dari enam bersaudara. Ayahnya, Abdullah Arsyad, buruh serabutan yang kerap meninggalkan keluarga di Desa Kamaruton, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Serang.
“Bapak sampai sebulan, bahkan kadang setelah dua bulan baru pulang ke rumah. Biasanya Bapak ke Bekasi untuk mengumpulkan barang-barang bekas”, ungkap Asep, kakak sulung Buni.
Buni adalah siswa kelas tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) “IM” Kecamatan Kibin, Serang. Ia bersekolah di situ sejak kelas satu.
“Tetapi, Senin lalu (10/04/2023) dia terpaksa pulang karena petugas Tata Usaha SMK menyatakan ia tidak bisa ikut ujian, sebab masih punya tunggakan uang sekolah cukup besar sejak kelas satu,” kata Asep.
Bila dihitung-hitung, total tunggakan uang sekolahnya hampir Rp 5 juta. Hari itu keluarga Buni menyanggupi bayar Rp 500 ribu. “Tapi diminta paling sedikit Rp 1 juta, baru dapat kartu ujian dan bisa ikut ujian,” kata Asep.
Sementara pada Senin, Selasa, dan Rabu (10-12/4/2023) teman-temannya menjalani ujian di sekolah, Buni cuma bisa berdiam diri saja di rumah. Ia galau.
Baru Rabu (12/04/23), Buni bersama kakak nomor duanya, Iim Ardian, datang berunding dengan pimpinan SMK.
“Setelah berunding dan kami bayar Rp 450 ribu, akhirnya Buni dapat kartu ujian, tapi baru bisa ikut ujian Kamis ini (13/04/2023)”, cerita Asep.
Buni pada Kamis (13/04/2023), tampak sudah ikut ujian di SMK “IM” Kibin. Mata pelajaran yang dujikan sejak Senin sebelumnya akan ia ikuti secara susulan.
“Rencananya, saya akan ke SMK tempat Buni sekolah Jumat (14/04/23), untuk melunasi tunggakan uang sekolahnya. Ya pakai uang bantuan Pak Kapolda Rudy,” kata Asep seraya janji pekan depan akan sengaja sowan ke Kapolda.
Perihal pendidikan, termasuk pendidikan pondok pesantren yang bertebaran di Provinsi Banten, memang menjadi perhatian besar Polda Banten di bawah kepemimpinan IJP Prof Rudy.
Demikian juga dengan panti-panti asuhan anak yatim dan yatim-piatu. Ia kerap dadakan menyambangi ulama, pesantren, serta rumah-rumah yatim dan yatim piatu di daerahnya.
Sejak 5 Januari 2021 Rudy Heriyanto menjadi Kapolda Banten. Tiga hari kemudian (08/01/2021), ia meluncurkan 12 highlight dengan nama “Pendekar (Polisi yang Ngayomi dan dekat dengan Rakyat) Banten”. Ini merupakan commander wish Kapolda yang melandasi 12 programnya.
Kata Pendekar Banten yang dipilih oleh Kapolda sendiri untuk program prioritas sepanjang kepemimpinannya, merupakan bagian pendekatan sosial, kultural, dan keagamaan di Banten.
Ke-12 program Kapolda Rudy yang di antaranya terkait dengan dunia pendidikan dan anak. Highlight ini meliputi Ngaji Bareng Kapolda, Rukun Ulama Umaro, Yuk Ngopi Wae, dan Subuhan Keliling, Saba Pesantren, Sowan Sesepuh, Ronda Siskamling, Guyub TNI-Polri, Sinergi 3 Pilar, Warung Jumat, Polisi Sayang Anak Yatim, dan yang terakhir Penguatan Manajemen Media. (Bidhumas/icha)