Ngasiman Djoyonegoro Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan Rektor Institute Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta |
Realitanews.co.id, Jakarta, - KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, telah terselenggaran dengan baik dan menghasilkan banyak kesepakatan. Pengamat intelijen, pertahanan dan keamanan mengapresiasi kerja TNI-Polri yang telah berhasil mengamankan kegiatan ini. “Saya mengapresiasi keberhasilan pemerintah dalam penyelenggaraan KTT ASEAN kali ini. Secara khusus kepada TNI-Polri yang telah mempersiapkan dengan matang pengamanan KTT ASEAN ini di tengah isu soliditas dan sinergisitas TNI-Polri yang sedang diuji,” kata Simon, sapaan akrabnya,
Di antara negara anggota ASEAN saling sepekat terhadap penyelesaian terkait perdagangan manusia dan krisis dalam negeri Myanmar. Kedua persoalan ini harus diselesaikan dalam konteks kemanusiaan dan penegakan hukum. Para pemimpin juga menyepakati visi ke depan untuk menjadi bagian dari rantai pasok dalam mewujudkan kendaraan listrik. ASEAN telah menegaskan perannya dalam ekosistem energi terbarukan secara global.
“KTT ASEAN kali ini cukup serius dalam membahas persoalan yang muncul di antara negara anggota sendiri. Tapi juga, sekaligus menegaskan posisi ASEAN di kancah geo politik,” kata Simon. Isu-isu seperti Laut China Selatan, Perang Ukraina-Rusia, Konflik Israel-Palestina, menjadi perhatian serius para pemimpin ASEAN karena memang kawasan Asia Tenggara adalah salah satu penentu pergerakan geopolitik.
Meskipun negara anggota ASEAN tidak terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina, tapi negara-negara di kawasan adalah negara yang terdampak dari konflik-konflik tersebut, baik secara ekonomi maupun politik. “Negara-negara ASEAN sangat potensial dan strategis untuk dijadikan kawasan proksi dan battlefield baru oleh blok negara yang sedang berkonflik. Terlebih Indonesia adalah negara kepulauan, banyak persenjataan yang menarik untuk diujicobakan di negara maritim kita ini,” kata Simon.
Salah satu yang paling krusial yang dapat memecah ASEAN adalah soal Laut China Selatan. Kengototan China untuk tetap mengklaim wilayah ini berpotensi besar memecah belah anggota ASEAN dengan menggunakan pengaruhnya di kawasan Indo-China. Untungnya hal demikian sudah cukup dibahas secara serius di dalam KTT sehingga ada upaya-upaya antisipasi diplomatik yang telah diagendakan.
Menyinggung kembali Declaration of Conduct (DOC) antara Menteri Luar Negeri ASEAN dan China pada 2002 adalah langkah yang tepat dan bijak di tengah memanasnya situasi yang berkembang. “Bagaimanapun upaya perdamaian dan keadilan lebih diutamakan. Jangan sampai konflik Rusia-Ukraina juga terjadi di sini,” kata Simon.
Keberhasilan KTT ASEAN ke 42 di bawah keketuaan Indonesia diharapkan menjadi awal yang baik untuk mendorong tatanan global yang lebih damai, berkeadilan, dan sejahtera. Visi yang dibawa Indonesia kali diharapkan dapat meningkatkan level pengaruh ASEAN di tataran global.
Oleh : Ngasiman Djoyonegoro Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan
Rektor Institute Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta