Realitanews.co.id_MERAK – Ironis jika melihat secara langsung kondisi kapal penyeberangan jenis roll on roll of (Ro-ro) yang telah berusia tua masih saja banyak yang beroperasi di Pelabuhan Merak - Bakauheni Lampung, pada Libur Lebaran Idul Fitri kemarin. Padahal kondisi fisiknya saja secara kasat mata terlihat jelas dan sangat memprihatikan sekali.
Disamping kondisi kapal yang sudah tua dan berkarat, kapal tersebut tampak kotor, bau dan tak terawat. Hal ini dikeluhkan oleh Deky Morena salah satu penumpang Kapal Nusa Jaya Jakarta yang melakukan perjalanan penyebrang dari pelabuhan Merak Banten menuju Bakauheni Lampung.
Menurut Deky Morena menjelaskan,“Kapal ini sudah tua, bau jorok dan terkesan tak terawat dengan baik, Mustinya kapal ini sudah tidak boleh beroperasi lagi, sudah tua dan membahayakan para penumpang yang lain," ungkapnya kepada Awak Media saat keluar dari kapal tersebut (02/05/2023)
“Lihat kondisi, kapal Nusa Jaya Jakarta ini mungkin sudah puluhan tahun beroperasi, dan jika di ibarat sebuah kendaraan mobil, kapal ini sudah, "Doyok" dan mulai banyak kerusakan, seharusnya Pemerintah melalui Dinas atau Kementerian Perhubungan melarang atau menghentikan izin operasional kapal tersebut,” ujarnya perihatin
Sementara itu H. Alamsyah MK selaku Ketua Umum LSM Geram Banten Indonesia dalam wawancaranya mengatakan, sejumlah kapal yang beroperasi pelabuhan penyeberangan Merak Banten – Bakauheni Lampung itu Banyak yang sudah berusia diatas 20 Tahun, harusnya kapal - kapal tersebut sudah saatnya dilakukan peremajaan atau pemeliharaan secara berkala,"jelasnya
Dari data yang saya peroleh dan terdaftar dalam operator PT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) Indonesia Cabang Merak terdapat kurang lebih 33 kapal yang berusia 25 tahun, tetapi ada juga kapal yang usianya hampir 40 tahun," ungkap H.Alamsyah MK
Sehingga tampak plat - plat besi yg sudah berkarat dan keropos, di tambah lagi hasil las sambungan pagar pengamannya juga sudah banyak yang terlepas, walau secara aturan tertulis Kapal wajib melakukan pemeliharaan dan perawatan dalam satu tahun satu kali, dan itu memang kewajiban, "Tapi yang benar aja, kapal Rongsokan masih di pakai saja," ucapnya kesal
Seharusnya pihak Kementerian dan Dinas Perhubungan melalui ASDP Merak - Bakauheni segera meninjau dan mengkaji kembali kelayakan operasional kapal - kapal tersebut."Ini membawa ratusan nyawa penumpang lho...? jadi harus lebih di utamakan kenyamanan dan keselamatannya, Sedangkan mereka para penumpang, membayar tiket sama dengan kapal yang kondisinya masih bagus dan layak untuk beroperasi," jelas H.Alamsyah MK
Artinya, jika mengacu pada usia kapal - kapal tersebut tidak boleh melebihi 13 tahun.“Itu sudah jelas, maksimal hanya 13 tahun. Oleh karena itu hal ini harus menjadi atensi khusus bagi pihak Kementerian Perhubungan untuk segera mengevaluasi kembali sejumlah kapal - kapal yang beroperasi di pelabuhan Merak Banten menuju pelabuhan Bakauheni Lampung," terangnya
“Kementerian Perhubungan harus tegas, jangan tutup mata adanya pelanggaran Izin Operasional kapal - kapal tersebut, karena ini menyangkut keselamatan para penumpang kapal itu sendiri,” tegasnya mengakhiri.
Diketahui berdasarkan Data yang di peroleh, memang ada sekitar 33 kapal Roro yang masih beroperasi dan masih digunakan untuk mengangkut ratusan ribu penumpang dan puluhan ribu kendaraan roda Empat
Diantaranya : Jatra I dan Jatra II buatan tahun 1980, Jatra III tahun 1985, BSP I tahun 1973, BSP II tahun 1971, BSP III tahun 1973, Bahuga Pratama tahun 1992, dan Bahuga Jaya tahun 1987. Selain itu, masih ada pula KMP Menggala tahun 1973, Mufidah tahun 1979, Duta Banten tahun 1973, Jagantara 1979, Nusa Dharma tahun1986, Nusa Bahagia tahun 1979, Victorius tahun 1990, Laut Teduh I tahun 1990, Mustika Kencana tahun 1975, HM Baruna tahun 1992, Tribuana tahun 1997, dan Rajabasa I tahun 1990. SMS Kartanegara tahun pembuatan 1984, Windu Karsa Dwita tahun 1997, WIndu Karsa Pratama tahun 1993, Titian Nusantara tahun 1995, Panorama Nusantara tahun 1987, Royal Nusantara tahun 1985, Prima Nusantara tahun 1975, Mitra Nusantara tahun 1997, dan Titian Murni tahun 1985, Nusa Agung tahun pembuatan 1992, Nusa Jaya tahun 1987, Nusa Mulia tahun 1992, dan Nusa Setia 1994.
(Ariyanto)