RealitaNews.co.id_JIKA kemajuan dijadikan paramater, maka kita tak kan pernah keluar dari saling singkir dan tak akan ikut gembira melihat sesama bangsa dan negara lain meraih kemajuan. Padahal, ketertinggalan bukanlah kiamat, tapi cuma jeda sebagai kesempatan untuk mengevaluasi dalam kemanusiaan.
KITA patut bersyukur sudah memiliki parameter hidup sejak 17 Agustus 1945 kita merdeka dan sehari kemudian resmi memiliki UUD 1945 dan Pancasila sebagai parameter bagi lehidupan berbangsa, bermasyarakat, bermusyawarah untuk bersepakat dalam berekonomi, berpendidikkan, pendek kata dalam berbagai lapangan berkehidupan. Semua ada dalam gotong-royong.
Lantas, sampai kapan kita berhenti dari saling menyikut untuk saling singkir-menyingkirkan, jika cuma kemenangan kita jadikan ukuran kebesaran...?.(Red/agi).