RealitaNews.co.id_KABUPATEN TANGERANG - Dalam upaya menambah informasi mengenai pengelolaan sampah organik, Sekcam Kresek H.Mohamad Romli S.KM.M.Si di dampingi Kasi Pemerintahan Cecep Sumantri SH.MM melakukan sosialisasi tentang budidaya Maggot yang diselenggarakan di Aula Kantor Desa Kresek Kecamatan Kresek (06/10/20023)
Dalam penyampaiannya Sekcam Kresek H.Muhamad Romli S.KM.MM, menjelaskan kegiatan ini juga diikuti oleh Staf Desa Bidang Pemberdayaan dan para perwakilan masyarakat serta tim pengelolaan Sampah Pasar Kresek
Dalam hal ini Pemerintah Kecamatan Kresek akan terus mengupayakan sosialisasi budidaya ulat Maggot BSF (Black Soldier Fly). Hal ini tidak terlepas dari budidaya magot yang berdampak positif untuk pengurangan jumlah sampah yang akan dipasok ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu hewan kecil ini juga bernilai ekonomi bagi masyarakat pemelihara. Maggot adalah belatung pemakan sampah, hewan yang biasa ditemui di tempat sampah itu berperan memusnahkan sampah organik," jelas M.Romli
"Maggot itu merupakan ulat yang dapat dibudidayakan untuk mengurangi jumlah sampah yang ada di masyarakat, khususnya sampah pasar Kresek, Dan melalui budidaya Maggot ini juga dapat menumbuhkan sumber penghasilan baru di tengah masyarakat," terangnya
“Oleh karena itu sangatlah penting untuk disosialisasikan kepada masyarakat, dan harapan saya agar menjadi salah satu Desa Pilots Projects pengembangan dan budidaya maggot,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Kresek Saidul Milad atau yang akrab dipanggil Kades "Bandeng" menyampaikan kepada Awak Media, "Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemerintah Desa dalam mengatasi pengolahan sampah organik agar dapat dimanfaatkan, khususnya sampah pasar Tradisional Kresek," jelasnya
Ada pun caranya bisa melalui penanganan "Zero Weste," yaitu filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup, demi mendorong manusia untuk bijak dalam mengkonsumsi, memakismalkan siklus hidup dan sumber daya, sehingga produk - produk bisa digunakan kembali," terang Bandeng
”Sampah rumah tangga, dan sampah pasar dikumpulkan dan diolah menjadi bahan makan Maggot, karena maggot yang berprotein tinggi itu dibudidayakan sebagai pakan ternak pengganti konsentrat penunjang nutrisi pada ungas, seperti lele, perikanan, burung dan lain sebagainya sehingga dapat mengurangi penimbunan sampah," ucapnya.
Disamping itu sosialisasi budidaya magot, ini juga dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah terkait pengelolaan sampah organik dalam upaya peningkatan potensi ekonomi yang perlu digalakan ditengah masyarakat," tegas Kades Kresek.
"Rencana kami (red Pemdes Kresek) lokasi sentralnya nanti di Kampung Sukasari Rt.002/02 Desa Kresek. Semoga upaya Pemerintah Desa untuk mensejahterakan masyarakatnya melalui program pengelolaan, pengurangan dan penanganan sampah, serta peluang peningkatan ekonomi dapat berjalan sesuai harapan," pungkasnya
(Ariyanto)