RealitaNews.co.id_KABUPATEN TANGERANG- Sampah merupakan sisa - sisa kegiatan setiap hari dari manusia atau pun dari proses alam yang terjadi. Ada sampah Organik, ada pula sampah Anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan dan masih bisa dimanfaatkan jika dikelola dengan prosedur yang benar
Tak cuma mengatasi masalah sampah, pemanfaatan sampah Organik dengan tepat juga bisa menjadi berkah dan membuka lapangan usaha atau kerja bagi masyarakat
Salah satu sumber sampah Organik yang banyak dijumpai adalah sisa sayuran dan sisa - sisa makanan. Sedangkan di Kecamatan Kresek sampah organik sayuran dan buah banyak ditemukan karena adanya pasar tradisional
Di pasar tradisional Kresek banyak di jumpai sisa - sisa sortiran, sampah organik sayuran dan buah - buahan yang dibuang oleh pedagang. Beragam jenis sayuran dan buah - buahan yang layu, membusuk dan menghasilkan bau tak sedap.
Adalah Ocid seorang pemuda di Kp. Sukasari Rt. 002/02 Desa Kresek Kecamatan Kresek, yang risau dengan sampah sayuran dan buah, lantas dirinya mencari cara bagaimana memanfaatkan sampah agar tak lagi dibuang sia - sia dan menjadi sumber masalah baru.
Menurutnya sampah sayuran dan buah - buahan di pasar Tradisional Kresek biasanya dibuang ke pinggir jalan, buah - buahan dan sayuran yang tak terjual dan dibiarkan menumpuk begitu saja di suatu tempat.
Kondisi itu, menurutnya menjadi sumber masalah baru. Akhirnya ide budidaya maggot atau larva lalat tentara hitam (black soldier fly/ BSF) bisa menjadi salah satu solusi atas persoalan tumpukan sampah tersebut.
Saat mendapat kunjungan dari PLT. Camat Kresek H. Mohammad Romli SKM.M.SI , Ocid mengatakan, untuk menghasilkan 50 kg maggot per hari, dibutuhkan sampah organik sebanyak 500 kg. Untuk memenuhi kebutuhan itu, dia mendapatkan sampah organik dari dua perumahan, dua pondok pesantren, dan kekurangannya mencari di pasar terdekat,"ucapnya
“Sisanya kekurangan (sampah) kami ke pasar. Ada kru kami, tiga orang, semua mantan anak jalanan, anak punk, ke pasar,” kata dia kepada H. M. Romli
Sampah dari pasar, selanjutnya dipilah, dan dimasukkan ke ember-ember tertutup, sehingga tidak terlalu menimbulkan bau. Setelah itu difermentasi dan dua sampai tiga hari kemudian diberikan untuk pakan maggot," jelasnya.
Budidaya maggot tidak hanya memberi dampak positif dari sisi ekonomi, tetapi juga mampu mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah. Ocid mengatakan, masyarakat di lingkungannya kini sudah mau memilah sampah.
Sementara itu PLT. Camat Kresek H. Mohammad Romli SKM. M. SI menyambut baik budidaya maggot yang dilakukan di Desa Kresek. Apalagi, budidaya maggot mampu mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah. Sehingga, hal itu menarik sebagai salah satu upaya menyelamatkan bumi.
“Jadi (tujuan) pengurangan sampah itu yang paling utama. Menurutnya pengurangan sampah bisa sampai 80 persen, tidak ada yang terbuang. Utamanya sampah organik,” tuturnya.
Maggot Black Soldier Fly (BSF) merupakan larva dari jenis lalat tentara hitam. Bentuk siklus pertamanya (larva) melalui proses metamorfosis menjadi lalat dewasa. Hewan ini mampu mengolah berbagai jenis limbah organik dengan cepat, dan tidak menyebarkan penyakit, ramah terhadap manusia, tidak menggigit sehingga sangat bermanfaat juga aman untuk dibudidayakan, "terang H.M.Romli.
Dirinya berpendapat budidaya maggot memiliki keuntungan dari berbagai segi. Seperti pemanfaatan limbah sludge sebagai media budidaya, BSF mengandung nutrisi yang baik untuk ternak dan unggas, serta media bekas budidaya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk sayuran maupun tanaman pakan. Tahapan budidaya larva ini dimulai dari menetaskan telur, memindahkan larva ke media pembesaran yang berupa limbah organik. Lalu pada tahap akhir adalah pemanenan maggot, "paparnya
H. M. Romli SKM. M. Si juga memaparkan, itu dari segi nutrisi BSF memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi maka dapat digunakan untuk substitusi konsentrat unggas dan ternak. Langkah pembuatannya adalah setelah proses pemanenan dikeringkan dan digiling hingga menjadi bentuk tepung. Kemudian tepung maggot dapat digunakan sebagai pengganti sebagian konsentrat untuk pakan ternak seperti sapi dan kambing.
Sedangkan dari segi komersialisasi nantinya produk maggot dapat menjadi tambahan pendapatan bagi peternak. Upaya pemasaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan marketplace sehingga mampu menjangkau wilayah pemasaran lebih luas dan mengoptimalkan keuntungan yang akan diperoleh.
Selepas melihat secara langsung budidaya maggot PLT Camat Kresek menuturkan Atas nama Pemerintah Kecamatan, sangat berterima kasih dengan adanya pendampingan kegiatan seperti ini. Semoga ke depan teknologi budidaya maggot dapat membantu warga Desa Kresek dalam mengatasi permasalahan limbah yang selama ini masih belum dapat dikelola dengan optimal
“Maka saya berharap bukan (hanya) magotnya (dari sisi ekonomi) yang kita harapkan (juga), perubahan budaya masyarakat untuk memilah dan seterusnya,”
Terlebih kelompok usaha budidaya yang diberi nama "SAMA SUKSES " kepanjangan dari Sarang Maggot Sukasari Kresek dapat mengajak masyarakat Desa - Desa yang lain untuk mengikutinya
(Red/Ariyanto)