Foto : Gambar 5.1 Sketsa Karya tampak depan Gambar 5.2 Sketsa karya tampak samping Agi Prakat Raharja S.Kom, RealitaNews.co.id Kamis 15 Februari 2024. |
Email. : nindaelaputri27@gmail.com
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bina Bangsa
Abstrak
Sebuah informasi saat ini sangat mudah didapatkan karena dengan begitu mudah
mengaksesnya. Masyarakat dibanjiri informasi dari mana saja dan media apa saja.
Namun hal ini seharusnya menjadi peristiwa yang sangat harus diperhatikan. Karena,
semakin banyak informasi di dapat, belum tentu kebenaran dan kepastiannya.
Masyarakat dapat dengan bebas menyampaikan opini bahkan membagikan berita yang
mereka dapat kepada banyak orang, terlepas berita itu benar atau tidak. Hal ini
menyebabkan timbulnya konflik antar individu atau kelompok akibat oknum yang sengaja
membuat berita palsu untuk memprovokasi. Karya ini mengangkat tema mengenai isu
berita tidak benar yang beredar di masyarakat atau biasa disebut dengan hoax. Hoax saat
ini menjadi sebuah fenomena yang sangat terkenal belakangan ini. Berbagai macam
informasi dapat dengan mudah kita temui tanpa diteliti terlebih dahulu. Dalam hal ini
penulis akhirnya mengambil isu yang cukup memprihatinkan yaitu “Telur Palsu”. Penulis
membuat narasi fakta dan fiksi, memilih bermain dalam nyata atau tidaknya di ruang
lingkup proses komunikasi dengan audiens yang disampaikan melalui karya seni instalasi.
Kata kunci : hoax,telur palsu, persepsi, fakta dan fiksi
Pendahuluan
Diindonesia banyak penyebaran berita bohong atau sering disebut hoax kini tengah menjadi persoalan yang cukup serius di Indonesia. Informasi yang bersifat hoax menyebar dengan cepat baik melalui saluran media sosial maupun grup di aplikasi chatting, misalnya WhatsApp, BlackBerry Messenger, dan masih banyak lagi. Fakta menariknya, tidak ada satu pun orang yang benar-benar imun terhadap hoax. Siapa saja bisa menjadi korban sesatnya informasi hoax. (KOMPAS.com, 2017). Salah satu penyebar berita hoax yaitu melalui video yang beredar ke masyarakat, sehingga menjadi sesuatu yang viral. Salah satu berita hoax yaitu isu telur. Kabar beredarnya telur palsu bermula dari beberapa video yang memperlihatkan kondisi tak normal dari sejumlah telur. Diperlihatkan bahwa tekstur telur tersebut lebih kenyal dari telur biasa dan menyerupai plastik. Selain itu juga, berita telur palsu beredar melalui Whatsapp, Youtube dan media lainnya. Video yang disebarkan ke masyarakat tidak menyertakan narasi atau deskripsi lengkap dari post aslinya justru menginformasikan mengenai perbedaan telur asli dan palsu. Sehingga membuat spekulasi adanya telur palsu benar beredar di tengah masyarakat. Telur palsu merupakan fenomena yang sudah sering kita perbincangkan. Hal ini sama dengan adanya kasus “Beras Plastik”. Hal ini membuat perspektif masyarakat “Apakah telur palsu memang benar adanya?”. Isu ini membuat resah masyarakat, ditambah ramai diperbincangkan oleh berita-berita di media massa maupun internet. Semakin ramai diperbincangan tentang berita yang ada, semakin pula berita itu semakin dibesarkan-besarkan.
Kajian Teoritik
Pengertian Fakta dan Fiksi
Fakta Menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yaitu fakta adalah keadaan atau peristiwa yang benar-benar terjadi yang dapat dibuktikan kebenarannya. Fakta adalah sebuah sifat yang menunjukan peristiwa, masalah, dan konteks wacana yang benar-benar terjadi. Kebenaran dalam fakta agar dapat menampilkan kebenaran itu sendiri secara kebahasaan. Fakta seringkali diyakini oleh banyak (umum) sebagai hal yang sebenernya baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena meraka
dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya. Berbeda dengan fakta mengenai telur, di Indonesia saat ini adanya isu telur palsu yang beredar di pasaran. Hal ini membuat penulis membandingan dengan fakta dan fiksinya sebuah telur. Fiksi Menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yaitu cerita rekaan pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran. Fiksi adalah ebuah prosa naratif yang sifatnya imajinasi atau karangan non-ilmiah dari penulis dan bukan berdasarkan kenyataan. Dengan kata lain, fiksi tidak terjadi di dunia nyata dan hanya berdasarkan imajinasi atau pikiran seseorang. Fiksi berasal dari bahasa Inggris yaitu fiction yang artinya rekaan atau khayalan.
Telur Palsu Sebagai Manifestasi fakta dan fiksi
Fakta dan fiksi di media sosial selalu menjadi buah bibir masyarakat Indonesia. Berita hoax atau kabar bohong tentang beredarnya telur palsu telah meresahkan masyarakat, khususnya para peternak. Fakta di balik munculnya hoax telur palsu bermula dari video di sosial media yang beredar ke masyarakat, sehingga menjadi sesuatu yang sangat viral. Video itu memperlihatkan kondisi tak normal dari sejumlah telur. Diperlihatkan bahwa tekstur telur tersebut lebih kenyal dari telur biasa dan menyerupai plastik. Selain itu juga, berita telur palsu beredar melalui media sosial, contohnya yaitu Tiktok Youtube. Video yang disebarkan tidak menyertakan narasi atau deskripsi lengkap dari post aslinya justru menginformasikan mengenai perbedaan telur asli dan palsu. Sehingga membuat spekulasi adanya telur palsu benar beredar di tengah masyarakat. Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta menceritakan awal mula tentang isu peredaran telur palsu ditemukan warga. Laporan mengenai telur palsu ini diterima DKPKP di Pasar Johar Baru dari masyarakat saat pelayanan program pasar pangan murah. Setelah menerima laporan, tim PD Pasar Jaya bekerja sama dengan DKPKP langsung meneliti telur yang diduga palsu tersebut. tanggal 15 Maret 2018 lengkap dengan Dinas KPKP dan dokter hewan sampel yang kita temui itu kita cek, ini telur asli dan kualitasnya bagus. keterbatasan ilmu mengenai telur menjadi alasannya hingga menyebarkan isu tersebut. Ada beberapa warga yang mengatakan kalau telur yang didapatkan itu palsu berdasarkan yang beredar di Tiktok (24 Maret 2018). Karena adanya informasi yang tidak benar, warga itu termakan oleh hoax tersebut dan membuat berita yang tidak pasti kebenarannya kepada masyarakat luas sehingga terjadi pro dan kontra. Dengan adanya spekulasi tentang telur palsu, penulis mengekspresikan persepsi masyarakat yang sudah terbiasa menerima informasi melalui benar atau palsunya sebuah telur. Penulis sebagai bagian dari warga Indonesia menyadari bahwa berita hoax kini sudah sangat darurat di kalangan masyarakat. Masyarakat harus pintar dalam memilih benar dan palsunya sebuah isu, juga pintar dalam menerima informasi. Setelah terjadinya berita hoax tentunya akan menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Selain itu juga, berubah pandangan terhadap apa yang sedang diperbincangkan. Telur palsu mengubah pandangan masyarakat dengan merasa resah, apakah benar telur yang dikonsumsi itu telur asli?.
Metodologi Penelitian
Adapun metode-metode yang di terapkan penulis dalam proses penciptaan adalah sebagai berikut:
Metode yang digunakan dalam menjalankan penelitian dan pendasaran bagi karya
penulis adalah kualitatif dengan bantuan pengumpulan data dari buku, jurnal, artikel,
dan internet.
Penulis juga mengeksplorasi material yang sesuai untuk membuat sebuah karya
instalasi.
Mengeksplorasi visual dan teknik yang disatukan untuk menjadikan kesatuan dalam sebuah karya
Gagasan Dasar Penciptaan
Fakta dan fiksi dalam sebuah telur merupakan fenomena yang baru saja terjadi di Indonesia. Penulis membuat isu dan membawa isu tersebut ke dalam karyanya. Dengan menghadirkan telur asli dan telur yang dibuat palsu. Berawal dari pengalaman pribadi tentang mudahnya soal berita tidak benar atau hoax beredar, isu tersebut adalah telur. Kebebasan berpendapat menjadi penting dalam sebuah media. Maka dari itu penulis membuat karya ini dan menghadirkan telur palsu di dalamnya untuk menyadarkan pemirsa untuk memilih asli dan palsunya sebuah berita. Juga merespon bagaimana presepsi atau pandangan masyarakat jika suatu isu tersebut telah dibuat berita palsunya.
Isu tersebut sangat melekat dan mudah terjadi terutama di Indonesia, sehingga membuat kesadaran penulis untuk berkarya. Penulis selalu mempertanyakan tentangkebenaran sesuatu hal. Benar atau tidak? Asli atau palsu? Sehingga hal itu ditampilkan dalam sebuah karya. Menurut penulis kesadaran masyakat untuk lebih berhati-hati benar atau salah merupakan hal yang harus dilakukan. Kesadaran Penulis terhadap hal inilah yang mendasari untuk berkarya, karena isu-isu sangat erat dengan masyarakat. Sehingga penulis menghadirkan fakta dan fiksi ke dalam sebuah karya.
Konsep Karya
Pada karya ini, telur asli dan yang dibuat palsu diimplementasikan sebagai unsur rupa dalam karya ini. Penulis melihat bahwa hal tersebut dapat menjadi sebuah kritis terhadap pemberitaan yang ada di Indonesia. Sehingga penulis membuat suatu karya mengenai konsep asli dan palsu. Penulis membuat karya menggunakan telur yang dibuat palsu dan telur asli agar terciptanya presepsi dan kesadaran pemirsa terhadap berita palsu dan benar. Asli dan palsu atau fakta dan fiksi diimplementasikan sebagai unsur rupa dalam karya. Penulis melihat bahwa hoax merupakan salah satu elemen yang membuat masyarakat menjadi pecah belah, terjadinya konflik menentukan mana yang benar dan salah. Mana yang asli dan palsu. Pemilihan karya ini juga disadari pada keinginan penulis melihat bagaimana interaksi antara karya dengan pemirsa.
Pemilihan Media, Materal dan Teknis
Suatu objek dan material tertentu dapat digunakan sebagai narasi dalam menyampaikan gagasan. Pemilihan objek yang dipilih penulis dipahami dapat digunakan sebagai bahasa untuk mewakili gagasan yang ingin di sampaikan penulis. Penulis menghadirkan objek yang bisa dikatakan bentuk-bentuk antara fakta dan fiksi. Dengan harap dapat membangun pemikiran untuk memilih benar atau salah. Dalam penggunaan media, penulis memilih media. Media yang penulis buat yaitu dengan menghadirkan telur asli dan telur yang dibuat palsu karena dinilai mewakili sebuah isu yang ada saat ini.
Ukuran karya yang penulis hadirkan yaitu menggunakan meja sebagai base dan petridish untuk display telur asli dan telur palsunya. Karya yang dihadirkan penulis secara utuh membentuk sebuah narasi, antara fakta dan fiksinya sebuah telur. Karya ini berukuran 180x180x54cm dan menngunakan medium petridish ketebalan 1cm, berdiameter 9cm yang berjumlah 288 butir. Menggunakan medium lem, gelatin dan telur asli. Pemilihan bahan dan media didasarkan atas pertimbangan berdasarkan konsep real or fake : telur palsu dan telur asli.
Kesimpulan
Dalam bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dari Penulis ingin menyampaikan bahwa sebuah fakta dan fiksi menjadi penting bagi masyarakat di era yang sangat modern ini. Karena dengan mudah informasi didapatkan dari banyak media, tentunya akan menjadi pengaruh, baik itu pengaruh yang positif maupun negatif. Salah satu pengaruh negatif yaitu adanya sebuah hoax. Banyak sekali hoax beredar di kalangan masyarakat, tentunya karena sekumpulan orang yang tidak bertanggung jawab menyebarkan berita palsu itu. Berita yang dipalsukan yaitu “telur palsu”. Menyampaikan bahwa dapat mendobrak batasan nyata dan tidak nyata, antara asli dan palsu sebuah isu. Penulis membuat sebuah narasi fakta dan fiksi dan memilih bermain dalam nyata atau tidaknya dalam ruang lingkup proses komunikasi dengan pemirsa yang disampaikan.
Daftar pustaka
Sumadiria, Haris. 2014. Sosiologi Komunikasi Massa, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
KOMPAS.com 2017 Mengapa Banyak Orang Mudah Percaya Berita "Hoax"? Diakses tanggal 23 januari 2017 dari
https://nasional.kompas.com/read/2017/01/23/18181951/mengapa.banyak.orang.mudah.percaya.berita.hoax.?page=all
kumparanNEWS PD Pasar Jaya Pastikan Tak Ada Peredaran Telur Palsu di Jakarta Diakses tanggal 20 Maret 2018 dari https://kumparan.com/kumparannews/pd-pasar-jaya-pastikan-tak-ada-peredaran-telur-palsu-di-jakarta/2.(Red).