 |
| Foto : Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang |
Selasa, 10 Desember 2024.
KABUPATEN TANGERANG - Kembali ditemukan dugaan adanya manipulasi anggaran Dana Desa kembali mencuat, kali ini terkait penggunaan anggaran di Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang.(10/12/2024)
Berdasarkan laporan masyarakat, sejumlah kegiatan yang dianggarkan pada tahun 2022 dan 2023 diduga tidak dilaksanakan secara transparan dan bahkan menyimpang dari peruntukannya
Hal ini disampaikan oleh Maman alias Topan tokoh masyarakat Kecamatan Sukadiri yang juga aktivis Pantura, Kabupaten Tangerang kepada Awak Media. Menurutnya, Berdasarkan data yang kami miliki, serta hasil Investigasi di lapangan, terkait pada tahun 2022, adanya sejumlah kegiatan yang dibiayai oleh Dana Desa diduga bermasalah, diantaranya :
= Pelatihan Perbengkelan Las bagi Pemuda dengan anggaran Rp.51.710.000. Hingga kini, tidak jelas siapa saja peserta pelatihan, dan hasil dari pelatihan tersebut, maupun bukti pelaksanaannya.
= Kegiatan Pemberdayaan Usaha Mikro (Stan Dagang) sebesar Rp.35.766.000. Data penerima manfaat dan dampak kegiatan ini terhadap pengusaha mikro setempat perlu dipertanyakan.
= Normalisasi Sungai RW 06/RW 07 sebesar Rp.39.375.000. Hasil pekerjaan fisik di lapangan dianggap tidak sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan.
= Pembangunan U-Ditch di RT 01 dengan anggaran Rp.80.711.150, yang juga menuai tanda tanya terkait spesifikasi dan kualitas pengerjaannya.
Kemudian pada tahun 2023, persoalan serupa kembali terjadi dengan alokasi anggaran yang lebih besar:dari tahun sebelumnya
= Pembangunan U-Ditch Gorong-Gorong RT 012/003 (Rp.145.692.980) dan Penerangan Jalan Umum (PJU) (Rp180.000.000) yang tidak memberikan hasil nyata di lapangan.
= Sarana Air Bersih (SAB) dengan alokasi Rp.65.607.000
= Bantuan bibit ikan lele Rp.62.017.470
= Bibit itik petelur Rp.62.521.350
= Kambing dan kandang Rp.72.687.000
Serta bantuan untuk industri sablon senilai Rp.58.687.000
Semua kegiatan tersebut belum jelas keberadaan dan tempatnya, serta dampaknya bagi warga setempat itu apa ??
"Kami semua masyarakat pengin adanya sebuah Keterbukaan dalam penggunaan Dana Desa tersebut, Karena itu adalah kewajiban selaku Pemerintah Desa sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
Terlebih ketika hendak dikonfirmasi oleh sejumlah Awak Media, melalui telepon selulernya, Kepala Desa Gintung (red.Amsuri SH alias Culi) justru terkesan bungkam dan mereject panggilan tersebut hingga semakin memicu kecurigaan publik," terang Maman Alias Topan
"Saya selaku masyarakat Kecamatan Sukadiri menilai, perilaku dan dugaan penyimpangan ini suatu cermin buruknya Attitude seorang pejabat publik yang juga selaku pengelolaan anggaran Desa.
Mustinya sisok Kades Gintung lebih dewasa, menerima kritik, saran dan masukan. "Mengapa musti risih jika merasa dirinya bersih, sesuai motto nya waktu pencalonan, "Jangan jadi pejabat Publik jika tak mau di kritik," jelas Topan
"Secepatnya Kami akan mendesak Inspektorat dan BPKP Kabupaten Tangerang untuk segera mengaudit penggunaan anggaran di Desa Gintung, terlebih fokus di soal pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur. Kemudian jika terbukti benar adanya penyelewengan tersebut, harus ada sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya
Karena, justru dugaan dan kecurigaan ini sebagai pengingat akan pentingnya pengawasan publik dan transparansi dalam pengelolaan Dana Desa. Sedangkan Pemerintah Daerah, Inspektorat, dan Aparat Penegak Hukum diharapkan segera turun tangan untuk memastikan ramainya issue dugaan tersebut, agar tidak ada anggaran yang diselewengkan, demi kesejahteraan masyarakat Desa Gintung," pungkasnya
(Red)
